Sebagai
daerah titik awal mulanya bangsa Indonesia, Aceh memiliki hamparan laut yang
luas dilengkapi dengan pemandangan bawah laut yang sangat memukau. Kekayaan dan
keanekaragaman budaya dan pesona keindahan alam lainnya tak kalah dalam
memanjakan mata siapapun yang memandang. Namun, dibalik keindahan alamnya,
letak Aceh yang strategis menjadikannya pusat perdagangan dan pembelajaran
Islam.
Hingga pada suatu waktu, ada seorang ulama tua yang berasal dari Arab hanyut dari laut dan terdampar ke Pulau Beras (bagian dari Pulo Aceh). Sebagai sarana pengembangan agama Islam, maka diciptakanlah suatu kesenian sebagai wadah pertemuan. Karena kesenian ini memiliki banyak gerakan maka disebutlah tari likok dan dikarenakan berasal dari Pulo Aceh kesenian ini lebih dikenal dengan Tari Likok Pulo.
Tarian ini digolongkan sebagai tari hiburan yang lazim diadakan di malam hari setelah panen atau pada perayaan-perayaan lainnya. Dalam proses memainkannya, penari menggunakan sepotong kayu yang berlubang di tengahnya yang diadu satu sama lainnya agar menghasilkan bunyi sesuai dengan irama dan tempo lagu. Kayu ini dinamakan dengan bruek likok atau boh likok. Selain sebagai sarana penyebaran syariat Islam, kesenian ini juga dapat melatih keterampilan, meingkatkan kegotongroyongan, dan melatih ketangkasan dan kesabaran.
Tari Likok Pulo Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=OY0oRmRsM5k |
Kita
tinggalkan Pulo Aceh untuk sementara waktu dan terbang ke ibu kota, yaitu Banda
Aceh. Bangunan seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini adalah salah satu
bukti kecintaan sultan Aceh yang pada masa kecilnya dikenal dengan Perkasa Alam,
yaitu Sultan Iskandar Muda. Ia tumbuh besar di istana dengan mendapatkan
pendidikan yang sangat baik, sehingga pada masanya, Aceh Darussalam dikenal
sebagai pusat pengetahuan dan pembelajaran di Asia Tenggara. Ia pula terikat
hatinya pada putri mahkota Pahang, yaitu Putri Kamaliah (Putroe Phang).
Kisahnya putri tersebut merasa kesepian dan rindu akan kampung halamannya. Sebagai seorang sultan dan juga suami yang romantis, Sultan Iskandar Muda membangun sebuah bangunan persegi enam seperti kelopak bunga yang membungkus sebatang tiang mahkota. Bangunan ini dikenal dengan Gunongan. Ini semua dilakukan sultan untuk mengobati rasa kangen Putroe Phang terhadap kampung halamannya di Pahang, Malaysia. Sungguh bahagia sang putri, mendapatkan persembahan cinta dari sang sultan. Ia pun terlena dan bermain dengan dayang-dayangnya di sekeliling Gunongan tersebut.
Gunongan Sumber : www.viajoscopio.com |
Itulah dua di antara sekian banyaknya cerita yang dimiliki Aceh. Keep reading guys!
Kunjungi juga :
www.disbudpar.acehprov.go.id
www.acehtourism.travel
Kunjungi juga :
www.disbudpar.acehprov.go.id
www.acehtourism.travel